Saturday 13 June 2015

ITU BUKAN URUSANMU

Di hari Sabtu pagi ini, aku dan suami melakukan saat teduh bersama. Tuhan menyapa kami di pagi hari ini melalui Yohanes 21 : 15 - 22. Dalam perikop ini, Yohanes menuliskan mengenai penampakkan Yesus untuk ketiga kalinya setelah Dia bangkit dari kematian. Bukan hanya menampakkan diri, kali ini Yesus melakukan interaksi personal dengan Petrus. Yesus menanyakan sampai tiga kali kepada Petrus apakah Petrus mencintaiNya? 

Dialog selanjutnya antara Petrus dan Yesus adalah mengenai keingintahuan Petrus terhadap murid yang dikasih Yesus, dalam hal ini aku dan suami menduga bahwa murid yang dimaksud adalah Yohanes. Dimana pertanyaan Petrus adalah, "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?' Jawaban Yesus adalah : "Jikalau Aku menghendaki supaya Ia tinggal sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutlah Aku." (Yoh 21 : 22)

Jawaban Yesus ini sangat menokok aku dan suami. Khususnya dalam kalimat, ITU BUKAN URUSANMU. Tetapi engkau, ikutlah Aku.

Dalam keseharian kami menjadi sepasang suami istri (ini tahun kedua pernikahan kami), kami banyak menemukan ketidakadilan. Kami sering membandingkan kehidupan kami dengan kehidupan pernikahan orang lain, khususnya mereka yang diizinkan oleh Tuhan untuk memiliki anak. Kami, khususnya aku juga sering sekali merasa iri hati dengan mereka yang begitu mudah mendapatkan sesuatu sementara aku harus melakukan perjuangan terlebih dahulu. Di perjalananku tidak ada yang mudah. Segala sesuatu yang kudapatkan saat ini semuanya melalui penantian dan perjuangan yang panjang. Sementara orang-orang di sekitarku mendapatkannya dengan begitu sangat mudah.

Dan pada pagi hari ini, Yesus menjawab kami bahwa ITU BUKAN URUSANKU. Bukan urusanku ketika orang-orang di sekitarku mendapatkan rejeki yang lebih banyak dariku. Bukan urusanku ketika mereka bisa mendapatkan apa yang kuperjuangkan dengan sangat sulit sementara mereka mendapatkannya dengan begitu mudah. Bagianku adalah mengikuti Yesus. Mengelola segala yang telah Tuhan berikan kepadaku saat ini untuk kemuliaan nama Tuhan. Untuk yang tidak kumiliki, aku harus berhenti untuk memfokuskan pikiranku ke sana. Yang penting sekarang adalah mnegikuti Tuhan, seperti yang telah Dia minta. Membandingkan diri dengan orang lain tidak akan memberikan sukacita kepadaku, akan tetapi ketika aku memfokuskan diri untuk mengikuti Tuhan maka akan ada kepuasan hati.

Hal yang sama juga terjadi dengan kehidupan kami di dalam bermasyarakat. Dimana masyarakat dimana kami tinggal saat ini adalah mayoritas Islam. Pagi hari ini juga Tuhan menjawab kegalauan hati kami. "Jikalau Aku menghendaki supaya Ia tinggal sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutlah Aku." (Yoh 21 : 22).
Jikalau sampai hari ini Tuhan menghendaki mereka yang tidak percaya kepada Yesus masih tinggal sampai Dia datang kedua kalinya, itu bukan urusanku. Urusanku adalah mengikut Yesus sampai selama-lamanya.

Perbincangan kami (aku dan suami) di pagi hari ini, membuat kami semakin dikuatkan di dalam menjalani peran kami masing-masing. Kami kembali diingatkan bahwa tujuan kami di dunia ini adalah menjadi pengikut Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kami. Tidak menjadi masalah apabila saat ini mereka memiliki apa yang tidak kami miliki. Yang pasti, selama ada Tuhan di antara kami, maka itu sudah menjadi kepuasan hati kami.