Apakah Knowledge Management Benar-Benar Memberdayakan Pencari Kerja?


Sebuah Kritik Humanistik terhadap Pendekatan yang Terlalu Rasional

Di era digital sekarang, pencari kerja tidak hanya diminta untuk mengirim CV dan menunggu. Mereka diharapkan aktif, terus belajar, membangun jaringan, dan memahami strategi pasar kerja. Inilah konsep besar dari Knowledge Management (KM): bagaimana seseorang menciptakan, menyimpan, berbagi, dan menerapkan pengetahuan untuk meraih peluang yang lebih baik.

Secara teori, logikanya sederhana: “Semakin banyak pengetahuan, semakin besar peluang sukses.”

Namun, apakah benar seperti itu?

Saya berargumen: tidak selalu.
Pengetahuan memang bisa memberdayakan pencari kerja—tapi hanya jika diolah dengan sehat secara emosional. Bila tidak, pengetahuan justru berubah menjadi tekanan baru:

❌ merasa harus selalu produktif
❌ membandingkan diri dengan orang lain di LinkedIn
❌ cemas karena “kurang kompeten” meskipun sudah belajar banyak
❌ burnout dalam proses mencari kerja

Jadi masalahnya bukan pada pengetahuannya… tetapi pada bagaimana manusia memaknainya.

Apa kata riset?

Percaya diri lebih penting daripada data
Yizhong et al. (2017) menunjukkan bahwa yang mendorong seseorang terus mencari kerja bukan sekadar informasi, tapi percaya diri atas pengetahuan itu.

Belajar butuh kesehatan mental
da Motta Veiga & Gabriel (2016) menemukan bahwa istirahat emosional justru membantu pencari kerja memulihkan energi untuk kembali belajar.

Emosi selalu terlibat
Parmentier et al. (2025) menjelaskan bahwa rasa takut dan harapan ikut menentukan motivasi kita.

LinkedIn tidak selalu positif
Johnson & Leo (2020) menemukan: semakin sering orang menggunakan LinkedIn, semakin turun rasa percaya dirinya, karena terus membandingkan diri.

Bias sosial tetap ada
Krings et al. (2021) membuktikan bahwa meskipun pengguna senior memakai strategi personal branding yang sama dalam hal ini menggunakan LinkedIn, mereka tetap lebih jarang dipanggil untuk mengikuti interview.

Artinya: KM digital tidak otomatis adil atau membantu semua orang.

Jadi, apa solusinya?

KM harus humanistik:
Pengetahuan yang kamu punya harus dipadukan dengan:

❤️ dukungan sosial
🧠 regulasi emosi
💪 rasa kendali atas hidup
✨ refleksi diri dan makna personal

Tujuan pencarian kerja bukan cuma dapat pekerjaan, tapi juga tetap waras dalam prosesnya.

Kesimpulan utama

  • Pengetahuan bukan kekuatan kalau tidak diolah secara emosional dan sosial.

  • Pencari kerja butuh ruang aman untuk istirahat, gagal, mencoba lagi.

  • KM yang baik menempatkan manusia sebagai pusatnya — bukan CV, bukan data.

Tanpa sisi kemanusiaan, pencari kerja mungkin akan semakin pintar tapi juga semakin lelah dan merasa sendirian. 

Kalau kamu sedang mencari kerja, ingat: kamu bukan mesin pencari lowongan. Kamu manusia yang sedang berjuang.


Daftar Pustaka : 

Ali, A. A., Ryan, A. M., Lyons, B. J., Ehrhart, M. G., & Wessel, J. L. (2016). The Long Road to Employment: Incivility experienced by job seekers. Journal of Applied Psychology, 101(3), 333–349. https://doi.org/10.1037/apl0000055

da Motta Veiga, S. P., & Gabriel, A. S. (2016). The role of self-determined motivation in job search: A dynamic approach. Journal of Applied Psychology, 101(3), 350–361. https://doi.org/10.1037/apl0000070

Dalkir, K. (2023). Knowledge Management in Theory and Practice.

Duffy, R. D., Bott, E. M., Allan, B. A., & Torrey, C. L. (2013). Examining a model of life satisfaction among unemployed adults. Journal of Counseling Psychology, 60(1), 53–63. https://doi.org/10.1037/a0030771

Islam, Z. U., Weng, Q. (Derek), Ali, A., Ghani, U., & Naeem, R. M. (2023). How and when perceived job search incivility leads to reduced job search behavior. Personnel Review, 52(4), 1273–1290. https://doi.org/10.1108/PR-07-2019-0401

Johnson, M. A., & Leo, C. (2020). The inefficacy of LinkedIn? A latent change model and experimental test of using LinkedIn for job search. Journal of Applied Psychology, 105(11), 1262–1280. https://doi.org/10.1037/apl0000491

Krings, F., Gioaba, I., Kaufmann, M., Sczesny, S., & Zebrowitz, L. (2021). Older and Younger Job Seekers’ Impression Management on LinkedIn: Similar Strategies, Different Outcomes. Journal of Personnel Psychology, 20(2), 61–74. https://doi.org/10.1027/1866-5888/a000269

Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). TH E KNOW LEDGE CREATING COMPANY IKUJIRO NONAKA HIROTAKA TAKEUCHI.

Parmentier, M., Pirsoul, T., Bouchat, P., & Nils, F. (2025). Emotional Anticipation at the Prospect of Finding a Job A Person-Centered Approach. Journal of Personnel Psychology, 24(2), 55–64. https://doi.org/10.1027/1866-5888/a000355

Singh, L. B., Srivastava, S., & Bhumika. (2023). I am done now! Linking workplace incivility to job search behaviour and employee silence. International Journal of Conflict Management, 34(4), 717–745. https://doi.org/10.1108/IJCMA-11-2022-0201

Vîrga, D., & Rusu, A. (2018). Core self-evaluations, job search behaviour and health complaints: The mediating role of job search self-efficacy. Career Development International, 23(3), 261–273. https://doi.org/10.1108/CDI-11-2017-0208

Yizhong, X., Lin, Z., Baranchenko, Y., Lau, C. K., Yukhanaev, A., & Lu, H. (2017). Employability and job search behavior: A six-wave longitudinal study of Chinese university graduates. Employee Relations, 39(2), 223–239. https://doi.org/10.1108/ER-02-2016-0042
 









Comments

Popular posts from this blog

Sesi Refleksi Akhir Tahun: Memahami Diri, Menguatkan Hati (Psikoedukasi Berbasis Psikologi Terapan)

TIPS MEMILIH JURUSAN KULIAH