Selama masa pandemi ini dunia bisnis semakin terbuka bahwa
sesunguhnya bekerja itu tidak harus selalu datang ke kantor. Ada banyak jenis
pekerjaan yang ternyata bisa dilakukan tanpa harus datang ke kantor. Bahkan ada
juga jenis pekerjaan yang dulunya tidak pernah terpikirkan dilakukan tanpa
harus ke kantor, di masa pandemi semuanya jadi semakin terbuka.
Dari pengalaman selama hampir 11 tahun bekerja di bagian Human
Resource, terbersit beberapa pemikiran di kepala saya yang mungkin bisa
menjadi perenungan untuk kita bersama-sama.
Sudah waktunya para HR di setiap perusahaan memikirkan dan
membuat klasifikasi setiap jenis pekerjaan yang ada, khususnya di
perusahan dimana dia bekerja. Adapun klasifikasi pekerjaannya adalah jenis
pekerjaan yang wajib masuk kantor dan jenis pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa
harus ke kantor. Saya yakin, setiap perusahaan pasti ada posisi yang tidak
perlu harus datang ke kantor, yang bisa dilakukan atau dimonitor jarak jauh.
Dampak positif bagi perusahaan dengan menggunakan pendekatan ini adalah
mengurangi biaya operasional dalam hal penyediaan ruangan, tunjangan
transportasi, seragam, alat tulis kantor, dsb. Jika hal ini dibakukan dengan
adanya kebijakan dari pemerintah juga akan lebih baik. Ada semacam UU baru
misalnya bahwa setiap perusahaan diwajibkan memiliki karyawan yang bekerja
tanpa harus ke kantor minimal 20 % dari total karyawan yang ada.
Jika nomor satu bisa dilakukan, maka hal ini juga akan berdampak
kepada tatanan kehidupan sosial masyarakat. Orang – orang tidak perlu lagi
berbondong-bondong merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Mereka bisa
tetap tinggal di kampung halaman tanpa harus meninggalkan keluarga karena
peluang jenis pekerjaan yang ada sudah semakin besar. Di pemikiran saya,
Indonesia bisa menghemat penggunaan BBM dan lebih jauh lagi kemacetan di
kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya akan
berkurang dan bahkan mungkin tidak ada lagi. Polusi udara dan polusi suara akan
berkurang, orang – orang tidak lagi menghabiskan banyak waktu di jalanan. Kota
– kota besar tidak lagi tujuan yang seksi untuk dikejar, dengan demikian
pemerataan jumlah penduduk dan perkembangan perekonomian di seluruh wilayah
Indonesia pun akan semakin seimbang. Orang-orang muda dan pintar tidak akan
menumpuk di kota-kota besar, mereka bisa berpencar di seluruh wilayah Indonesia
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan wilayah di Indonesia.
Sebagai contoh, saya sendiri yang berasal dari Balige – Sumatera Utara, jika
ada peluang bekerja dari rumah saya tidak akan merantau ke Depok. Saya dan
mungkin masih banyak lagi orang – orang seperti saya akan tetap tinggal di
kampung halaman saya. Seiring berjalannya waktu kami pun akan berusaha agar
kampung halaman kami berkembang dan sejahtera karena kami tinggal di sana.
Kampung halaman bukan lagi hanya sebuah tempat yang harus kami kunjungi ketika
natal atau di masa tua kami kelak. Hal yang serupa juga akan terjadi di wilayah
– wilayah lain di Indonesia ini. Orang Papua akan memilih bekerja dari Papua
tidak perlu merantau ke Pulau Jawa karena mereka bisa bekerja jarak jauh.
Jika peluang bekerja dari rumah akan semakin besar dan bahkan jika
jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan tanpa harus ke kantor lebih besar
dibandingkan dengan yang harus ke kantor, maka masyarakat juga akan lebih
bahagia karena mereka tidak perlu menghabiskan waktu yang banyak di jalanan
karena macet seperti yang terjadi saat ini. Mereka tidak perlu berdesak-desakan
di transportasi umum seperti kereta api, bis, dsb. Para ayah akan semakin
banyak waktu bertemu dengan anak dan istrinya, para ibu yang juga adalah wanita
karir sedikit banyak bisa mengurangi rasa bersalahnya jika harus meningalkan
anak – anak mereka dengan pembantu. Masyarakat akan lebih banyak waktu untuk
menikmati hidup, komunikasi dan kedekatan di dalam keluarga akan semakin
terukir dan terjalin dengan mesra. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap
berkurangnya kenakalan anak-anak remaja karena mereka akan semakin terkontrol
dimana peluang kedua orang tua mereka bekerja dari rumah yang bisa mengawasi
dan membimbing mereka lebih banyak. Minimal ketika sarapan, makan siang, dan
makan malam setiap keluara bisa melakukannya bersama-sama sebagai dampak dengan
semakin banyaknya pekerjaan kantor yang bisa dilakukan dari rumah.
Masyarakat akan semakin hidup sehat. Dengan bekerja dari rumah,
orang – orang akan semakin punya waktu luang untuk memasak, tidak selalu jajan
dan makan di luar lagi. Saya banyak melihat di media sosial, selama masa
pandemi ini, orang – orang semakin menemukan aktivitas-aktivitas positif,
semisal memasak, bertaman, merajut, memlihara ikan, dan sebagainya. Pandemi ini
sesungguhnya tidak seburuk yang dipikirkan. Ada banyak ide – ide kreatif yang
muncul dan yang mungkin bisa dilakukan setelah ada pandemi ini.
Saya menyadari bahwa di dunia ini, tipe manusia ekstrovert lebih
banyak dibandingkan dengan tipe manusia introvert. Hal – hal positif yang
mungkin saya sebutkan di atas muncul mungkin saja sebagai respon manusia untuk
bisa bertahan hidup dan beradaptasi di masa pandemi ini. Kita tidak pernah tahu
sampai kapan pandemi ini akan ada di muka bumi ini. Oleh karena itu, bukankah
sudah selayaknya alih – alih untuk kembali ke kehidupan kita sebelum pandemi,
mengapa kita tidak menciptakan system yang baru. Mari kita duduk bersama di
perusahaan masing – masing, apabila Anda adalah pengusaha dan memiliki posisi
yang strategis di perusahaan Anda, kita ciptakan pekerjaan yang bisa dilakukan
tanpa harus ke kantor. Jika dirasa bahwa karyawan tidak akan bekerja
efektif bekerja dari rumah, mari kita buat system yang baik dalam hal penilaian
kinerja berdasarkan produktifitas.
Perkembangan teknologi di zaman sekarang ini telah memungkinkan
kita untuk tidak diperbudak oleh jam kerja dan ruang kantor ber -AC. Kita
kembalikan esensi dari sebuah bekerja, produktif dan sebagai mandat budaya.
Bekerja itu bukan untuk semata-mata mencari dan mengumpulkan uang, melainkan
untuk melanjutkan karya Allah akan dunia ini melalui kita. Dimana itu tidak
melulu harus dilakukan di kantor.
Mari kita jadikan pandemi ini sebagai pembelajaran buat kita untuk
merevolusi apa yang disebut dengan pekerja kantoran. Di tahun 2020 ini,
sekiranya kita bisa melahirkan dan menciptakan pekerjaan yang bisa membuat kita
lebih menghargai dunia ini, mengelolanya sesuai dengan rencana Tuhan atas hidup
kita.