Thursday 12 November 2020

REPLY 1988


Untuk pertama kalinya saya mengalami hal yang berbeda setelah menonton drama korea REPLY 1988. Banyak sekali pembelajaran yang bisa didapatkan dari drama ini, khususnya mengenai life skill. Terlepas dari pro kontra terhadap akhir cerita dari drama ini, drama ini telah memberikan inspirasi untuk saya khususnya dalam menjalani kehidupan.

Seperti judulnya setting dari drama ini adalah tahun 1988 - 1994. Kisah - kisah yang ditampilkan tentunya kehidupan yang terjadi di zaman ini. Jika dibandingkan dengan usia saya, tahun itu adalah tahun - tahun pertama hidup saya di dunia ini. Hal yang beda dari drama ini dibandingkan dengan drama korea yang lain adalah tidak ada satupun karakter yang antagonis dan fokus dari alur cerita tidak melulu mengenai kehidupan percintaan, tetapi persahabatan, keluarga, dan kehidupan dalam bertetangga dengan nilai - nilai yang baik.

Melihat realita saat ini saya pun tergugah untuk bisa mengaplikasikan hal-hal baik yang ada di drama ini. Saya merefleksikan ke dalam kehidupan bertetangga saya saat ini, apa yang bisa saya lakukan untuk bisa menciptakan kehidupan bertetangga yang ada di drama Reply 1988 ini ?  Saya ingin hal baik yang sudah saya lihat di drama ini bukan hanya selesai di sebuah drama saja, melainkan harus bisa terjadi juga di dalam kehidupan nyata. Apalagi dalam kondisi pandemi covid 19 ini, kehidupan bertetangga seperti yang dipaparkan di drama ini sangat dibutuhkan. Saling membantu, saling berbagi, akan membuat pandemi ini lebih mudah untuk dilalui. 

Saya percaya bahwa setiap manusia itu memiliki insting untuk melakukan hal yang baik. Sejahat-jahatnya manusia, saya yakin ada ruang di dalam hatinya untuk berbuat baik, minimal untuk dirinya sendiri atau untuk orang yang dia cintai, hanya saja mungkin dengan cara yang tidak biasa, sehingga dinilai jadi negatif. Berangkat dari hal inilah, beberapa nilai - nilai positif yang mungkin bisa dilakukan dalam keseharian adalah :
  • Ringan tangan dalam hal memberi, bahkan memberi di dalam kekurangan mereka. Walaupun  tidak berlebihan dalam hal materi, akan tetapi tokoh - tokoh di dalam drama ini adalah orang yang tidak pelit dan perhitungan, dengan begitu tulus bersedia berbagi bahkan kepada mereka yang memiliki materi lebih banyak dari mereka. Keluarga Choi dan keluarga Kim di dalam drama Reply 1988 ini memiliki uang yang lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang lain. Sementara keluarga Daek Sun, walaupun mereka tinggal di semi basement mereka tetap bisa berusaha untuk berbagi dengan keluarga Choi dan keluarga Kim. Satu fenomena yang menarik buat saya bahwa memberi itu tidak harus menunggu kamu kaya. Dalam kondisi kamu yang sekarang, pasti ada sesuatu yang bisa kamu bagikan kepada orang lain. Keluarga Kim tidak kekurangan dalam hal makanan, dengan uang yang mereka miliki, mereka bisa membeli makanan apapun yang mereka inginkan. Akan tetapi keluarga Daek Sun yang selalu dibantu oleh keluarga Kim tetap berusaha berbagi, membagikan makanan mereka. Dari sini saya belajar jangan hanya mau berada di posisi menerima saja, tetapi juga harus bersedia memberi. Hidup ini bukan melulu hanya menerima, tapi harus memberi. Melalui memberi maka hidup akan terasa lebih berguna, dan untuk itulah misi hidup kita menjadi berguna dengan makna positif.  Lebih jauh lagi, ayah Daek Sun, walaupun mereka hidup miskin, dia tetap bersedia membantu mereka yang hidupnya kurang lebih sama dengannya. Dia sudah cukup bahagia hanya dengan melihat anak-anak mereka hidup sehat. Rasa untuk berbagi yang sangat tinggi. Sung Sun Wo yang adalah anak orang miskin juga, akan tetapi ketika Kim Jung Hwan yang adalah anak orang kaya ingin pergi beli batere untuk walk man-nya, Sung Sun Wo bersedia memberikan miliknya ke Kim Jung Hwan. Jika ditilik lebih dalam lagi, dengan kondisi Sung Sun Wo dia bisa saya tidak memberikan baterenya ke Kim Jung Hwan, toh Kim Jung Hwan punya banyak duit untuk membelinya, akan tetapi Sung Sun Wo bersedia memberikan batere itu ke Kim Jung Hwan. Adegan ini menjadi sebuah tamparan juga buat saya sendiri, seberapa besar saya mau berbagi kepada orang lain, tidak ingin selalu berada di posisi menerima.
  • Dari kehidupan keluarga Kim dan keluarga Choi yang memiliki banyak uang, mereka berusaha untuk tidak show off. Material yang mereka miliki tidak menjadi hal yang perlu diheboh-hebohkan sehingga tidak membuat yang lain iri hati atau merasa semakin terpuruk dengan kondisi mereka. Ada beberapa adegan ketika ibunya Daek Sun menunjukkan rasa iri hatinya akan tetapi hal itu bisa dikelola sehingga tidak sampai merusak keharmonisan kehidupan bertetangga. Ketika Daek Sun mengajak temannya main ke rumah, Daek Sun mengakui bahwa dia memiliki rasa malu dengan kondisi rumahnya, akan tetapi temannya yang kaya raya mengatakan bahwa menjadi miskin itu bukan masalah. Dari hal ini pembelajaran yang saya dapatkan adalah menjadi tidak memiliki materi yang berlebihan bukanlah dosa, bukanlah hal yang memalukan yang harus ditolak atau dikutuki. Itu adalah kondisi yang harus diterima tanpa harus mengasihani diri sendiri dan iri hati terhadap orang lain. Saya harus bisa terus menegakkan kepala saya karena saya tidak melakukan kesalahan. Dan ketika saya ini pun saya tidak kesulitan dalam hal mendapatkan makanan saya juga tidak perlu memamerkannya kepada orang lain karena hal itu akan menjadi pencobaan yang sangat berat bagi mereka yang berjuang untuk mendapatkan uang. 
    Saat ini, orang - orang banyak yang malu menjadi miskin. Hal ini membuat orang - orang merekayasa kondisi mereka yang sesungguhnya. Oleh karena itu sekali lagi saya tegaskan, miskin itu bukan dosa, tidak perlu malu dengan hal itu. Jikalau ada yang merendahkanmu atau mengucilkanmu karena kamu miskin, itu berarti dia bukan teman atau tetangga yang cocok untukmu. Teruslah berbuat baik, maka tak akan ada satupun orang yang akan merendahkanmu lagi. Kebaikan akan mengalahkan segalanya. Kalau kamu miskin, maka bekerja keraslah tapi jangan merekayasa kondisimu. Memiliki impian menjadi kaya dengan tujuan untuk bisa merendahkan orang lain adalah tujuan hidup yang tidak punya makna, akan tetapi jika ingin menjadi kaya agar bisa membantu orang lain itulah misi yang sesungguhnya. Jika tidak ada keinginan untuk membantu orang lain, sebaiknya tidak usah memiliki impian untuk menjadi kaya karena kamu akan menjadi batu sandungan bagi orang lain, kamu akan membuat orang lain jatuh ke dalam pencobaan dan tidak akan menjadi berkat. Karena itulah ada tertulis, cinta uang adalah akar dari segala dosa.
  • Kegigihan anak - anak di drama ini untuk belajar di sekolah. Banyak adegan yang menunjukkan mereka memiliki jam belajar yang banyak bahkan sampai larut malam dan sampai mimisan. Seumur-umur saya belum pernah belajar sampai mimisan. Di drama ini mereka sudah dituntun bahwa di dalam hidup ini harus memiliki tujuan, memiliki impian. Tidak heran sekarang Korea Selatan begitu maju, mereka mendidik generasi muda mereka untuk belajar dengan keras. Diterima di Universitas itu adalah hal yang sangat penting bagi mereka dan itu benar-benar diusahakan dengan sungguh-sungguh belajar. Di sisi lain, ditunjukkan juga bahwa masuk universitas  bukan satu-satunya tujuan hidup, Choi Taek sekolah hanya sampai di bangku SMP, dia memfokuskan diri dengan bermain catur baduk dan menjadi seorang Juara. Kim Jung Hwan pun memilih berkarir sebagai Angkatan Udara, sementara Daek Sun menjadi pramugari, dan Ryu Dong Ryong menjadi pengusaha restoran.
  • Kerendahan hati. Di dalam drama ini, mereka yang pintar tidak pernah ditunjukkan merendahkan mereka yang bodoh di sekolah. Tidak ada ekslusivitas bagi mereka yang dianggap pintar. Sung Sun Wo dan Kim Jung Hwan adalah anak-anak yang pintar akan tetapi mereka sangat rendah hati, tidak pernah menyombongkan diri dan merasa superior dibandingkan dengan anak-anak yang lain.Sung Sun Wo dan Kim Jung Hwan pun bisa berteman dengan baik walaupun di sekolah mereka bisa dibilang bersaing untuk merebutkan juara 1. Akan tetapi mereka cukup terbuka dengan hal itu, menjadi juara 1 bukan menjadi hal yang harus diperebutkan dengan mengorbankan relasi. Menjadi juara adalah baik, akan tetapi bukan yang utama.
  • Kesederhanaan. Drama ini dibuat di dalam kesederhanaan, tokoh - tokoh yang ditampilkan pun hidup dalam kesederhanaan. Gaya hidup di dalam kesederhanaan ini yang sekarang sudah sangat susah ditemukan di dalam lingkaran kehidupan saya. Semua orang berlomba-lomba untuk menampilkan kemewahan. Saya bukannya orang yang anti dengan kemewahan, akan tetapi jika kemewahan itu diperoleh bukan dari jalan yang benar dan bukan hasil kerja keras, mata saya risih melihatnya. Dan biasanya orang - orang yang mendapatkan kemewahan itu dari bantuan orang tua semisal karena networking orang tua, warisan dari orang tua, atau karena korupsi, menjadi benalu bagi orang lain, mereka - mereka ini yang menampilkan kemewahannya dengan sangat berlebihan. Saya bersyukur memiliki Presiden Joko Widodo yang menampilkan kesederhanaan. Dari sekian Presiden Indonesia, dia adalah satu-satunya Presiden yang menunjukkan kerja keras dan kesederhanaan. Semoga beliau bukan menjadi Presiden terakhir yang menunjukkan nilai kesederhanaan dan kerja keras ini.
  • Persahabatan. Persahabatan antara Daek Sun, Choi Taek, Kim Jung Hwan, Sung Sun Wo, dan Ryu Dong Ryong menjadi sebuah tema di dalam drama ini. Saya setuju bahwa persahabatan itu adalah yang harus selalu dirajut dalam kehidupan ini. Persahabatan pun terjalin di antara orang tua mereka. Tidak peduli sebera pintar dan seberapa kaya dirimu, jikalau kamu tidak memiliki sahabat maka semuanya itu akan terasa hampa. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, menjadi pertanyaan juga buat saya, adakah engkau memiliki sahabat? Sahabat yang rela menari menggantikanmu hanya untuk agar engkau bisa mendapatkan hadiahnya, seperti yang dilakukan oleh Kim Jung Hwan, Sung Sun Wo dan Ryu Dong Ryong ke Daek Sun? Atau adakah engkau sudah menjadi sahabat yang baik bagi orang lain yang bersedia meletakkan egomu untuk membantu orang lain, seperti yang dilakukan Choi Taek kepada ayah Kim Jung Hwan? Dia rela menelepon fansnya untuk bisa menolong ayah Kim Jung Hwan yang sedang butuh penanganan medis segera, dimana Choi Taek adalah pribadi orang yang tidak mau merepotkan orang lain. Seringkali pertanyaan yang muncul adalah saya tidak memiliki sahabat, tidak ada yang bersedia melakukan hal yang baik buat saya. Sekarang saya bertanya pada diri saya sendiri, sudahkah saya menjadi sahabat yang baik kepada orang lain?
Sekian dulu nilai-nilai yang saya dapatkan setelah menonton drama Korea Reply 1988. Saya selalu berharap agar nilai - nilai yang baik yang ada di drama ini bisa ditemukan di tengah-tengah kehidupan bertetangga, kehidupan keluarga, kehidupan pertemanan agar dunia ini semakin lebih indah untuk ditinggali. Kebahagiaan itu begitu nyata kalau kita mau berbuat baik selalu.




No comments:

Post a Comment