Monday 9 November 2020

5 kunci untuk bahagia

 Di masa pandemi covid 19 ini menjadi pribadi yang bahagia adalah sesuatu yang wajib untuk meningkatkan imun tubuh. Lalu, bagaimanakah caranya untuk bahagia di tengah-tengah pandemi covid 19?

Berikut ada lima langkah simpel dan sederhana yang bisa dilakukan agar kita bisa bahagia.

  • Temukan hal - hal positif yang terjadi di dalam kehidupan sehari - hari. Walaupun hal yang positif itu sangat kecil dan sepele, fokuskan pikiran ke sana. Mungkin bagi mereka yang kehilangan pekerjaan karena pandemi ini, mereka yang penghasilannya jadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali, mari melihal hal positif dari kejadian tersebut. Setidaknya sampai saat ini bernafas masih gratis, masih bisa berjalan, masih bisa melihat, etc. Fokuslah ke hal positif sesulit apapun  kondisi yang ada saat ini. 
ini adalah foto permukiman yang ada di Palangkaraya, rumah di atas rawa. coba temukan hal positif apa yang bisa dilihat dari foto ini.



  • Menghargai setiap keindahan atau setiap momen. Walaupun bagi orang lain mungkin itu akan sangat terlalu sederhana sekali, it's ok! 
Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi suami saya yang bekerja di Palangkaraya. Saya sangat takjub dengan keindahan langit di Palangkaraya yang begitu sangat indah dan cerah sekali. Jika kita berhenti sejenak, melihat dan menyadari sekeliling kita, ada begitu banyak hal yang indah yang telah Tuhan ciptakan. Tidak suatu kebetulan Tuhan menciptakan manusia di hari keenam, bukan di hari pertama. Tuhan menyediakan hal-hal yang indah dulu bukan hanya untuk kebutuhan kita tapi juga untuk kita bisa menikmatinya. Hujan pun bisa terlihat indah dan menyejukkan, iya kan?



Ini adalah foto langit Palangkaraya, begitu sangat indah.

  • Rajin-rajinlah berbuat baik. Jika memang memungkin ada padamu, berbagilah dengan sesama. Berbagi disini bukan hanya dalam hal materi. Berbagi bisa dilakukan dengan banyak cara, berbagi senyum, tenaga, pikiran, ide, waktu. Bahkan jika semua itu pun tidak ada padamu, berbuat baik bisa dilakukan dengan berdoa untuk orang - orang yang ada di sekitarmu. Atau dengan tidak memberikan komentar - komentar negatif di sosial media juga sudah merupakan hal yang baik. Jika kamu tidak setuju atau tidak suka dengan informasi yang kamu baca di media sosial, cukup simpan di dalam hatimu, tidak perlu meneruskannya ke orang lain atau bahkan memberikan komentar negatif. Bereaksilah terhadap informasi - informasi yang positif saja. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang rajin berbuat baik, hidupnya lebih bahagia. Berbuat baiklah bukan hanya untuk mendapatkan balasan. Jika perbuatan baikmu mendapatkan balasan, syukuri akan tetapi jika tidak maka lakukanlah itu sebagai ucapan syukur karena Tuhanmu sudah mati bagiMu di kayu salib, menggantikanmu. Jika kau berbuat baik hanya untuk agar terlihat keren oleh orang lain dengan kata lain sebagai pencitraan atau biar nanti bisa mendapatkan balasan, maka berbuat baik akan terasa sangat melelahkan. Berbuat baiklah karena itu akan membuatmu bahagia.


  • Luangkan waktu untuk terkoneksi dengan alam. Sebisa mungkin sering - seringlah berada di alam terbuka, ke luar dari ruangan tertutup, meminimalisir penggunaan AC. Di masa pandemi ini adalah sebuah kesempatan untuk mengurangi diri nongkrong di cafe atau di mall. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki hoby bercocok tanam pun hidupnya akan lebih bahagia. Jika memang memungkinkan bagimu untuk berkebun tidak ada salahnya untuk mencoba hoby baru di rumah selama pandemi ini.
Ini adalah sungai Sabangau yang airnya warna hitam di Palangkaraya, yang saya abadikan ketika saya mengunjungi suami yang sedang bekerja di Palangkaraya. Sebagai informasi tambahan warna air sungai hitam bukan karena limbah pabrik melainkan karna gambut dan juga akar-akar tanaman yang ada di sekitarnya.



Ini adalah semangka yang tanam di samping rumah saya berasal dari keisengan dan ternyata semangkanya tumbuh dan berbuah manis. Walau hanya panen dua biji, hal ini sudah cukup membahagiaka.



  • Berolahraga. Dengan melakukan kegiatan fisik minimal 15 menit akan membuat kita lebih semangat. Akan lebih baik jika olah raga bisa dilakukan di luar ruangan. Akan tetapi jika tidak memungkinkan, olah raga di dalam rumah pun bisa dilakukan. Ada banyak jenis olah raga yang bisa dilakukan di rumah, seperti yoga atau aerobik. Bahkan kegiatan untuk bersih-bersih rumah, memasak, mengubah layout rumah pun bisa disebut olah raga. Yang penting adalah badan ini harus bergerak. move, move, move. move your body! run, walk, bike, jog, etc.

Selain dari kelima hal di atas, ada tiga hal lain yang bisa dilakukan untuk kita bisa lebih optimis untuk bahagia. Atau dengan kata lain 3 hal yang harus kita hindari yang bisa menurunkan hasrat kita untuk bahagia:
  • negative thinking
Pikiran-pikiran negatif akan selalu datang tanpa diundang bahkan tanpa kita sadari. Oleh karena itu kita harus selalu berjaga-jaga agar jangan sampai pikiran kita dibajak. Mengenai hal ini telah pernah saya paparkan di tulisan saya sebelumnya, silahkan dicek ke sini ya.https://raninainggolan.blogspot.com/2020/11/tujuh-obat-waras-selama-pandemi-covid-19.html
  • never ending complaining
Adalah reaksi yang paling gampang bagi kita untuk komplain, mengeluh. Apapun yang terjadi di luar dari harapan kita, reaksi pertama manusia adalah mengeluh. Sebagai manusia dewasa kita perlu berpikir, apakah dengan mengeluh akan menyelesaikan masalah yang kita hadapi? Sekali-kalipun tidak, yang ada orang di sekitar kita yang mendengarnya pun akan tersulut dan yang ada bukannya kebahagiaan yang kita dapatkan malah orang - orang akan menjauh dari kita. Ada banyak hal yang bisa dikeluhkan dalam hidup, tapi untuk apa? Untuk apa melakukan sesuatu yang sudah pasti tidak akan mendatangkan hal yang baik untuk kesehatan mental kita.
  • negative information
Zaman sekarang dengan begitu mudahnya akses yang didapat untuk mendapatkan informasi membuat kita tidak bisa membedakan mana informasi yang negatif dan mana informasi yang positif. Otak kita lelah dengan begitu banyaknya informasi yang hadir di ruang pribadi kita. Oleh karena itu, pergunakan gadget, TV seperlunya saja. Perbanyak melakukan aktivitas yang lebih produktif. Ada begitu banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain menghabiskan waktu dengan membaca informasi-informasi yang ada di sosial media. Salah satu strategi yang saya lakukan adalah saya dengan sengaja tidak menginstal aplikasi berita di handphone saya. Di sosial media pun saya hanya membukanya untuk berbagi informasi bukan dengan sengaja untuk melihat status-status orang lain. Dengan demikian saya membatasi diri saya untuk mendapatkan informasi - informasi negatif yang merusak otak saya.

Kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Kita yang menentukan apakah kita bisa bahagia atau tidak, bukan orang lain. Semoga tips-tips di atas bisa membantu mengambil keputusan untuk bahagia.


Monday 2 November 2020

Tujuh obat waras selama pandemi covid 19

Saya teringat ketika memasuki tahun 2020, saya sangat kuatir sekali. Saya merasa tidak berdaya penuh dengan kecemasan. Apa yang saya rasakan saat itu sepertinya menjadi sebuah firasat bahwa tahun 2020 akan menjadi tahun yang sangat sulit untuk kulalui secara mental. Saya bersyukur sampai saat ini saya menemukan 7 hal yang bisa menjadi senjata saya dalam menjalani hari - hari saya di situasi saat ini.

Beberapa hal yang terus aku pelajari dan praktekkan selama pandemi covid 19 ini adalah:

 

1.   Berhenti untuk menyuruh Tuhan melakukan ini dan itu kepadaku. Sebagai gantinya aku berusaha keras membuat list untuk mengingatkanku akan segala keajaiban yang telah Tuhan lakukan, mulai dari hal yang terkecil dan terlihat sepele sampai ke hal - hal besar dalam hidupku. Intinya adalah fokus dengan berkat-berkat yang sudah Tuhan berikan bukan dengan apa yang belum diberikan.

2.   Berhenti mempercayai bahwa aku tidak bisa mengontrol pikiranku. 

Dulu ketika di sekolah minggu, aku tidak mengerti maksud lagu ini:

Aku bukan pasukan berjalan, pasukan berkuda, pasukan menembak

Aku tidak menembaki musuh, tapi aku laskar Kristus

Aku laskar Krisus, siap grak!

Sekarang aku memahami bahwa pikiranku adalah medan pertempuran, dimana layaknya sebuah pertempuran ada kalanya pikiranku dikepung, dikuasai,  dikontrol bahkan dibajak.  Seperti lagu sekolah minggu di atas, aku adalah laskar Kristus, aku harus memenangkan setiap pertempuran yang ada di pikiranku karena hanya dengan demikianlah aku bisa mengontrol pikiranku. Dan Tuhan sendiri juga memberikan kuasa serta kebebasan untukku.

3.   Aku mulai mengkonsumsi ‘makanan sehat’ untuk otak. Aku mulai dengan membaca hal – hal yang inspiratif, informasi – informasi yang menenangkan jiwa, kata – kata yang hangat didengar.

4.   Alih – alih untuk selalu mengekspos apa yang aku rasakan, aku memilih untuk mengekpos apa yang aku percayai. Bukan berarti aku menolak berbagai emosi yang kualami, tapi aku memilih untuk mengucapkan, melafalkan, mengekspresikan apa yang aku percayai, yang kuyakini dengan berpegang pada firman Tuhan. Adapun ayat favoritku adalah  Aku percaya bahwa Tuhan adalah setia, Ia akan menguatkan hatiku dan memeliharaku terhadap yang jahat (2 Tesalonika 3: 3). *

5.  Satu fakta yang aku tahu bahwa pikiran positif tidak lahir begitu saja, mereka perlu dihadirkan, diciptakan, dibuat ada. Sementara pikiran negatif tidak akan pergi, kalau tidak diusir. Seperti menanam benih unggul, memerlukan perawatan yang ekstra, khusus dan diniatkan agar benih tersebut tumbuh dan menghasilkan buah. Demikian halnya dengan pikiran positif, perlu dilatih. Dan segala hal yang negatif perlu dicabut, dibasmi, disingkirkan.

Aku pernah membaca tulisan yang mengatakan, aku tidak bisa melarang burung terbang di atas kepalaku, tetapi aku bisa melarang mereka untuk membuat sangkar di atas kepalaku. Hal-hal negatif bisa saja terjadi di dalam hidupku akan tetapi aku tidak akan membiarkan mereka membajak pikiranku.

6.   Merayakan setiap proses kecil yang sudah kulalui

Aku menyadari kalau selama ini aku nyaris tidak pernah memberikan apresiasi kepada diriku atas segala sesuatu yang sudah kulakukan. Tuhan saja setiap selesai melakukan penciptaan di tiap harinya Dia mengapresiasi diriNya dengan mengatakan, Dia melihat bahwa semuanya itu baik.

Setiap hari sebelum tertidur, aku mengatakan kepada diriku kerja bagus, Rani walaupun masih banyak hal yang belum selesai, yang masih perlu dikerjakan setidaknya untuk apa yang telah kulakukan, aku belajar dari Tuhan untuk memberikan penghargaan bahwa semuanya baik.

7.   Memiliki pengharapan dan iman kepada Tuhan bahwa rencanaNya selalu yang terbaik.

Percaya bahwa rencana Tuhan yang terbaik adalah sebuah tantangan buatku, apalagi karena aku tidak tahu cerita akhir dari Tuhan terhadapku akan  seperti apa. Aku yang adalah tipe orang yang fokus kepada hasil, membuatku frustasi menanti akan hasil akhir dari rencana Tuhan di dalam hidupku. Kuberjuang mengandalkan Tuhan setiap hari dan tidak menduakan dia dengan sumber daya yang kumiliki.

 

Ketujuh hal di atas sampai saat ini masih terus aku praktekkan menjalani pandemic covid 19 ini. Belum sempurna, tapi itu menjadi point penting untuk membuatku terus waras menjalani hari – hariku.

 

* 2 Tes 3 : 3 --> kata mu aku ganti jadi ku